Sunday

May 18, 2025 Vol 19

Kartini dari Batak, Siapakah Dia?

Jakarta, Chronosdaily.id – Setiap tahun tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini sebagai Hari Emansipasi Kaum Perempuan Indonesia. Raden Ajeng Kartini didapuk menjadi salah satu perempuan Nusantara memelopori emansipasi kaum perempuan, sehingga kaum perempuan layak memperoleh pendidikan yang sejajar dengan kaum Adam. Apakah orang Batak juga memiliki boru Batak yang juga menunjukkan seorang pelopor bagi kaumnya? Apakah ada “Kartini” dari Batak? Kalau ada siapa dia?

Dalam sebuah diskusi publik, “Kartini” dari Batak itu sempat diangkat. Sosok boru Batak tersebut adalah Lopian boru Sinambela, puteri atau boru dari Raja Sisingamangaraja XII. Adele br. Hutapea, salah satu pemantik diskusi, mengangkat jiwa patriotik dan perjuangan Lopian mendampingi bapaknya dalam peperangan dengan tentara Belanda.

BATAK CENTER menyelenggarakan diskusi publik ini dalam rangka memperingati Hari Kartini pada Senin (21/4/2025) di Sekretariat BATAK CENTER, Jalan Tanah Abang II, Jakarta Pusat. Selain secara on site (tatap muka), diskusi tersebut berlangsung secara online (dalam jaringan) dengan aplikasi Zoom.

Panitia diskusi ini menghadirkan 3 orang pemantik dan 1 orang moderator. Mereka semua boru Batak. Para pemantik berturut-turut adalah Dr. Ir. Pasti Tampubolon, MSc (Anggota Dewan Pembina BATAK CENTER); The US Army Letnan Kolonel Rosita Aruan Baptiste, SH (Tokoh Diaspora Batak Global); dan Adele Hutapea (Ketua Departemen Tokoh Batak Inspiratif BATAK CENTER). Sementara, Dr. Lindawati Sipahutar, MPd, CSBA (Ketua Departemen Ideologi Pancasila dan Kebijakan Publik BATAK CENTER) sebagai moderator dan Tiomora Ester Sitanggang, ST, MT (Ketua Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak BATAK CENTER) sebagai Ketua Panitia.

See also  Sidang PTUN Soal Penyelamatan Pesisir dan Pulau Kecil dengan Mendengarkan Keterangan Saksi

Pemantik pertama, Pasti Tampubolon memaparkan lima hal penting yang menjadi peran utama perempuan Batak dalam menghadapi krisis, terutama di era 4.0 yang banyak menimbulkan disrupsi. “Sejak dulu perempuan Batak termasuk perempuan yang tangguh dalam keluarga. Dalam aspek memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, kita menyaksikan sendiri bahwa perempuan Batak sudah teruji,” ungkap Pasti. Apalagi bila dia seorang single parent (orangtua tunggal yang membesarkan anak) nyata terlihat.

Pemantik kedua, Rosita setuju sekali apa yang dipaparkan Pasti Tampubolon. Di era digital yang memperkuat disrupsi, perempuan Batak harus berani mengambil keputusan untuk melangkah maju. Salah satu kesaksiannya adalah dirinya sendiri. Dia berani mengambil keputusan masuk ke jalur militer apalagi masuk ke Angkatan Darat AS (The US Army). Padahal kalau bapaknya tahu, dia bakal dimarahi. “Setelah saya jadi tentara, barulah saya memberitahukan bapak. Ternyata bapak tidak marah, malah senang dengan keputusan saya yang berani,” cerita Rosita.

Rosita menambahkan bahwa perempuan Batak harus berani mengubah hal-hal tradisional menjadi modern, tetapi perlu diingat tidak menyimpang dari nilai-nilai budaya dan agama yang diyakininya.

See also  Saksi Masyarakat Adat dan Pemantau Parlemen Hadir pada Sidang Uji Formil UU KSDAHE di MK

Permantik ketiga, Adele sedikit membongkar hal-hal heroik dari Lopian. Lopian bukan perempuan biasa. Dia perempuan cerdas, mandiri, dan kuat secara fisik dan spiritual. Secara fisik dia mampu bertahan hidup di rimba belantara Tapanuli. Dia menguasai beladiri silat Batak (moncak) dan kemampuan berperang dengan kuda tunggangannya. Secara spiritual dia memahami ilmu kebatinan melalui bacaan dalam aksara Batak. Selain itu, dia pandai manortor (menari) dan setia mendampingi bapaknya dalam peperangan.

Menurut Adele, BATAK CENTER dapat mengusulkan kepada Pemerintah untuk menobatkan Lopian sebagai Pahlawan Nasional karena perannya dalam peperangan melawan penjajah dan membela bangsanya. Sekretaris Jenderal BATAK CENTER Jerry R. Sirait berterima kasih atas penggalian Adele dan berharap kita semua mendukung agar usulan tersebut dapat terwujud.

“Selanjutnya, kita akan berdialog dengan keturunan Sisingamangaraja XII, Pomparan Sinambela, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk usulan tersebut,” tandas Sekretaris Jenderal BATAK CENTER.

Menaggapi Adele, Ketua Umum BATAK CENTER Sintong M. Tampubolon mengatakan: “Boru Lopian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Sisingamangaraja XII. Jika bapaknya diakui sebagai Pahlawan Nasional, maka sudah sepantasnya Lopian diperjuangkan menjadi Pahlawan Nasional mengikuti bapaknya.”

See also  Pantai Pink, Keindahan Pasir Berwarna Merah Muda di Lombok.

Ketua Panitia Tiomora mengatakan bahwa tema diskusi publik ini adalah Perempuan Batak dalam Pusaran Peradaban di Era Disrupsi. “Tema tersebut tidak hanya bicara soal perempuan sebagai simbol, tetapi sebagai penggerak zaman. Salah satunya adalah Puteri Lopian sebagai Kartini dari Tapanuli,” pungkas Tiomora.

Diskusi Publik Refleksi Hari Kartini BATAK CENTER 2025 berlangsung secara hybrid. Secara on site hadir Ketua Dewan Penasihat BATAK CENER Prof. Dr. H. Bomer Pasaribu, SH., SE., MS, Ketua Umum Ir. Sintong M. Tampubolon, Sekretaris Jenderal, Drs. Jerry R. Sirait, Wakil Sekretaris Jenderal Jaya Tahoma Sirait, SH, MH dan Wasekjen Dr. Freddy F.M. Pandiangan.

Pewarta: Tonggor Siahaan

chronosdaily